Gadis di Sudut Air Mata
Mengayun
hening di sore ini
Gerimis
turunpun enggan sendiri
Dengan
riangnya halilintar mengantarkan di muka bumi
Namun
anak manusia membekap telinga di tengah kesendiriannya
Masih
saja begitu dan selalu begitu
Teh
hangat dan sebatang rokok mengebul adalah percakapan batinnya
Dengan
perhatian lebih Tuhan yang di sana datang dengan mencicing jaritnya di tengah
gerimis
Mengusap kumis dan jenggot panjang yang basah di sapa
air
Ia
datang mencoba membuka obrolan dengan tak lupa memesan kopi manis kesukaanNYA
Masih
saja begitu dan selalu begitu
Kopi
manis Tuhan udah habis setengah gelas
Bahkan
satu katapun belum di sahutnya
Hanya
senyum sinis dan lirikkan bengis di lemparkannya pada muka Tuhan
Setengah
jam sama halnya tiga puluh menit
Air
mata menetes tanpa rencana di sudut mata
Menahan
sesak rindu yang menghantam dada
Mengingat
gadis yang tak jelas maunya
Gadis
manis yang menggantung di ulu nadinya
Gadis
yang mengoyak jeroan ruh cintanya
Segelas
Cinta
Bahkan tak
secoret puisi pernah ku tuliskan untukmu
Atau bahkan
mungkin boneka imut ku hadiahkan padamu
Tapi
percayalah padaku
Percayaku
untukmu seutuhnya
Lintasan musim dunia initak akan merubah cintaku
padamu
Nduk cah ayu
hai detak jantungku
Jangan pernah
risaukan banjir meluap di hadapanmu
Tapi belai dan
rasakanlah sejuknya air itu
Maka engkau
akan mati dan tertawa karenanya
Begitulah
cintaku padamu
Nduk cah ayu..
Bagaimana aku
bias diam!
Kalau aku diam
aku takut mati
Mati dalam
bayangan lesung pipit dan montoknya susumu
Setiap kali
aku memandang tubuhmu..’
Segelas
air putih ku minum dengan pelan-pelan hingga menelusuri rongga
Seakan
ku berselancar dengan keringat hangat di tubuhmu
Nduk
cah ayu…
Setiap
kali ku lihat senyummu, ku ulang lagi hal yang sama
Ku
ambil air putih dengan gelas kaca bening hadiah deterjen itu
Ku
minum air itu namun tak ku biarkan berlari dari dinding mulutku
Ku tahan dan seakan ku rasakan lumatan bibirmu yang tipis dan menggoda itu
Nduk cah ayu…
Ku tahan dan seakan ku rasakan lumatan bibirmu yang tipis dan menggoda itu
Nduk cah ayu…
Aku
cumbu engkau dengan setulusku
Bukan
aku jijik untuk memeluk dan menlusuri tubuhmu
Bukan
juga aku jijik melumat bibir dan meremas susumu yang masih ranum
Hingga
air dalam gelas bening ini menggantikanmu.
Nduk….
Mengertilah
Tuhan
sedang melotot ke arahku
Tangannya
menantang di atas pinggang
Sekali-kali
iA busungkan dadanya dan berlagak marah padaku
Nduk..
sabarlah… sabar ya…
Sebenernya
DIA itu sayang padaku dan padamu
Biar
ku beranikan diri dulu mendekat padaNYA
Supaya
iA ajarkan padaku bagaimana cara mencumbumu dengan benar.
monggo
BalasHapus