Jumat

Sejuknya Pantai


  Pantai tempat di mana orang memandang luasnya gelombang tanpa batas, di mana kesejukan meresap walau panas menyengat, tempat di mana orang berteriak untuk membebaskan beban yang menyumbat.
  Di sana juga banyak menjumpai kehidupan mulai dari Surga dan Neraka berkumpul menjadi satu, sering kita hanya memandang pengetahuan cukup berdiri di garis pantai dan lupa menyelam untuk merasakan segarnya kehidupan

Sabtu

akun fiktif

                                                  DISKUSI KEHILANGAN JATI DIRI
                                                              (Diskusi Dunia Maya)

                                                             
 
        Di sini saya akan sedikit mengupas tentang macam-macam Diskusi, tentang apa dan bagaimana itu bentuk Diskusi, tapi terlebih khsusus dan secara singkat saya akan menyoroti Diskusi Dunia Maya” yang lagi tren untuk masa saat ini dan menimbulkan banyak efek negatif seperti halnya kekerasan psikis dan bisa jadi sampai ke fisik.

 1. Diskusi panel Diskusi panel pada prinsipnya melibatkan beberapa penulis yang mempunyai keahlian dalam bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar. Dengan mendengarkan pendapat para ahli, pendengar akan di bimbing ke arah berpikir secara kritis dan melatih kemampuan menganalisis masalah.

 2. Simposium Simposium hampir sama dengan dikusi panel, hanya lebih bersifat formal. Dalam symposium tidak diambil suatu keputusan, tetapi hanya untuk mendapat perbandingan tentang suatu masalah.

 3. Seminar Seminar merupakan suatu pertemuan untuk membahas suatu masalah melalui diskusi untuk mendapatkan suatu keputusan bersama. Tujuan seminar adalah untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah. Kesimpulan atau keputusan yang diambil dalam seminar bisa dalam bentuk usul, saran, resolusi, atau rekomemdasi. Secara garis besar, langkah-langkah pelaksanaan seminar adalah sebagai berikut :
 1. Dimulai dengan mendengarkan pandangan umum tentang suatu masalah
2. Peserta dibagi beberapa kelompok.
 3. Untuk menukar pengalaman dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja.
4. Brainstorming (curah pendapat, sumbangan saran) Brainstorming adalah aktivitas dari sekelomok orang yang menciptakan gagasan yang baru yang sebanyak-banyaknya. Kalau brainstorming mendadak berhenti, moderator dapat memancingnya denga mengemukakan gagasan-gagasan yang telah disepakati dan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Dalam brainstorming dibutuhkan seorang notulis untuk mencatat gagasan-gagasan yang timbul.

            Dari macam-macam diskusi yang biasa kita dengar seperti halnya diskusi di atas ada diskusi yang jarang sekali menjadi topik dalam pembljaran yaitu Diskusi dunia Maya, Diskusi yang menggandalkan ke ahlian jejaring sosial ini biasa terjadi sangat alamiah sekali, bila ada masalah yang bisa di posting dan mengenai atau berkaitan dengan banyak pihak pastilah ramai namun ada titik ke Negatifan dari Diskusi ini yaitu adanya penggunaan akun Palsu yang sangat tidak bertanggung jawab yang pada ahirnya bisa membuat konflik berkelanjutan, dan ada lagi corak bahasa yang jauh dari kata etika ataupun norma sosial pada umumnya, sehingga kekerasan secara psikis bisa terlontar dengan se enaknya, jauh sekali dari apa yang di sebut dengan Diskusi sehat karena di dalamnya ada banyak penyerangan dengan cara menjelekkan fisik, menghina dan memaki keluarga atau hal-hal lainnya yang sara, sehingga konsep dasar diskusi mulai di tinggalkan, penyerangan pikiran secara materi yang membawa kesan intelktualpun tertanggalkan bahkan yang lebih mengerikan lagi kalau kekerasan itu berlanjut ke Dunia nyata, saling mengancam, ketemuan dan beradu fisik yang sangat sekali tidak lumrah, atau bisa di bilang PRIMITIF.

Kamis

SETIA HATI

                                                                       SETIA HATI


Ki Ngabehi Suro Diwirjo (Eyang Suro)
             SETIA HATI’ Sebuah kalimat yang sangat sudah tidak asing lagi di telinga, kalimat ini sarat sekali dengan magna yang mendalam pada setiap ucapan-ucapan yang bernuansa sakral atas nama asmara dan cinta, hubungan baik dan juga kebersamaaan, dalam hidup sehari-hari ada contoh yang biasa kita jumpai seperti halnya pada luapan-luapan asmara sepasang kekasih yang sedang bercinta hehhehehe,,, asyik kan contohnya..’

            Tapi tau kah anda bahwa kalimat SETIA HATI ini juga ada dalam ikatan keluarga yang cakupannya sangat besar, berkumpul dan bersama-sama dan yang luar biasa lagi ikatan keluarga ini ada pada naungan Seni Budaya Bela Diri yang sudah tidak asing di Negri Ini yaitu Penchak Silat”,  Eyang Suro begitu banyak orang menyebut namanya dan kalau boleh saya menggambarkan dari sudut pribadi saya beliau ini adalah orang yang cerdas dari sisi intelektualnya terbukti beliau mendirikan ikatan paguyuban yang sangat luar biasa sekali, pada tahun 1903 beliau membentuk paguyuban STK Sedulur Tunggal Kecer yang kemudian berubah nama menjadi PSH atau Persaudaraan Setia Hati di tahun 1917 dengan konsep Paguyuban dan terisi dengan gerak penchak yang sudah terkurikulum, itu bisa di lihat dari sisi gerak jurus yang Beliau kumpulkan selama pengembaraanya dari berbagai daerah dan Beliau beri nama dengan Djoyo Gendilo Cipto Mulyo, Jurus ini terlihat sangat unik sekali setiap awalan gerak hampir ke seluruhan jurus memakai pola langkah MATARAMAN’ yang kemudian di susul dengan gerak jurus asalnya’ gabungan ini memang sungguh-sungguh menakjubkan, di situ tergambar sekali di mana Beliau mau memberi pesan kepada kita ‘walaupun kita beljar kemana saja harus tetaplah mengingat jati diri kita, dan di sini jati diri yang di maksut adalah jati diri Eyang Suro yang juga seorang yang berasal dari suku JAWA.

      yukk  kita intip dulu Kurikulum Jurus Ciptaan Sang Maestro kita..
                                                                  JURUS DJOYO GENDILO CIPTO MULYO
1. BETAWEN I
2. BETAWEN II
3. CIMANDE I
4. CIMANDE II 
5. CIKALONG
6. CIAMPEA I
7. CIAMPEA II
8. TANAH BARU I
9. TANAH BARU II
10. PERMAINAN TIONGHOA MONYETAN
11. CIMANDE III
12. CIMANDE IV
13. CIMANDE V
14. CIBEDUYUT DENGAN TOYA
15. PADANG PANJANG I
16. PADANG PANJANG II
17. CIPETIR
18. PADANG SIRANTI
19. SUMEDANGAN I
20. SUMEDANGAN II
21. LINTHAU
22. CIMANDE VI
23. ALANG LAWAS I
24. ALANG LAWAS II
25. MINANGKABAU I KUCINGAN
26. SOLOK MINANGKABAU II
27. CIBEDUYUT
28. CIMANDE VII
29. TERLAKAN MONYETAN TUKANG
30. PADANG ALAI I
31. PADANG ALAI II
32. FORT DE KOCK
33. PADANG ALAI III
34. PADANG ALAI IV
35. KUDA BATAK
36. SIPAI MINANGKABAU III


            SETIA HATI dan Perkembangannya di dunia sangatlah luar biasa sekali dari tangan 
seorang Maestro Suro Diwro yang mencetak dan menempa murit-muritnya yang pada ahirnya kecerdasan dan kekuatan hati menurun juga pada murit-murit yang sangat luar biasa ini, bisa kita lihat perkembangan ilmu SETIA HATI saat ini yang berada dalam wadah-wadah Oganisasi yang berbeda-benda, namun tetap saja Nama SETIA HATI akan selalu mengikat setiap Kadhang atau saudara SH secara emosional.

            Dengan tidak menutup mata atas nama hal yang negatif ,perkembangan Setia Hati dengan wadah organisasi juga sering menimbulan Konflik PERSAUDARAAN’ seperti halnya alasan Fanatisme kepada organisasi yang ngawurisme dan membutakan mata hati sebagai seorang SH’ atau tentang perbedaan jurus yang di kembangkan dengan ke cerdasan personal kadhang, sehingga esensi dari ber SH sendiri lambat laun mulai di tinggalkan.

            Sampai detik ini kebanggan saya terhadap sang Maestro SH yaitu Eyang Suro akan tetap slalu terjaga dengan baik, dan saya juga Bangga memiliki para sesepuh-sesepuh SH dari wadah oraganisasi yang berbeda-beda yang telah mendidik dan memerkenalkan SH kepada saya, Demikian coretan singkat dari saya dan bila ada kurang dan lebihnya dari hati yang paling dalam saya mohon maaf yang sebesar-besarnya

Arie Passeh

Yogyakarta 18 Oktober 2013

Berkah Dalem’

Rabu

Nyadran" Boyolali

 Jogja Boyolali sering saya lakukan apa lagi kalau pas bertepatan dengan perayaan nyadran saya akan sempatkan diri saya untuk pergi ke sana’ alasannya sih simple saja saya cuman mau liburan ,mengunjungi teman, cari sudara baru dan tentunya mencoba kebudayaan baru hheheheh,
Upacara Nyadran yang dilaksanakan di daerah Boyolali dan sekitarnya ini merupakan ritual tahunan . Makna filosofis yang dapat dipetik,Upacara ini merupakan penghormatan kepada leluhur dan bisa juga menjadi bentuk syukuran massal.Sayang sekali, blm tau pasti kapan nyadran pertama kali dilaksanakan di daerah boyolali.
Apa yang saya ketahui adalah bahwa ritual ini telah menjadi hajatan tahunan masyarakat setempat. Meskipun demikian, saya berpendapat bahwa pesta desa ini merupakan tradisi dari Jaman pra-Islam, yaitu ketika Jawa masih berada di Jaman Hindu-Buddha (Majapahit) atau bahkan sebelum itu (Mataram Kuno). Banyak unsur-unsur dalam upacara nyadran yang saya amati ternyata berbau animisme dan Hindu, seperti pemberian aneka sesaji namun di balik itu semua ternyata banyak menyimpan magna falsafah dan persaudaraan (berbagi) iya berbagi..”” dan itu bukan sekedar teori hukum sosial saja namun lebih kepada aplikasi (terwujud) contoh” bila anda jalan-jalan ke daerah boyolali dan bertepatan dengan nyadran pasti anda akan di persilahkan banyak orang untuk bersinggah di rumahnya dan di jamu dengan makanan desa yang berkwalitas dari mulai daging dan buah2han segar (persembahan terbaik).
Bagi masyarakat Boyolali, perayaan nyadran sangat penting. Di samping melestarikan budaya warisan leluhur, mereka juga yakin dengan mengadakan ritual tahunan ini keselamatan dan rejeki mereka akan terjamin. Jadi, acara ini mereka lakukan sebagai bentuk syukuran bersama dan sekaligus sarana meminta perlindungan supaya mereka tetap berada dalam kondisi slamat dan tentunya mintanya kepada TUHAN.

Mengajar Apa dan Mengapa

                  MENGAJAR APA DAN MENGAPA

            Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan mengajar dapat dilihat dari segi konteporer yang dapat ditemukan secara umum
·         Pertama
Mengajar sebagai upaya pengajar untuk mentransferkan pengetahuan atau pandangan, keyakinan, dogma, doktrin atau teologia yang dimiliki kepada pesdiknya, dan tugas pesdik adalah menguasai bahan pengajaran, mengetahui, dapat mengungkapkan ulang serta memahaminya secara kognitif.
·         Kedua
Mengajar sebagai usaha dari pengajar untuk menolong pesdik sedemikian rupa sehingga dapat melakukan konsep diri secara benar, dengan konsep diri benar pesdik diharapkan memiliki kesadaran diri atas kelemahan, kekurangan, dan kekuatannya.
·         Ketiga
Mengajar sebagai upaya pengajar untuk mengelola atau mengatur situasi sedemikian rupa sehingga peristiwa belajar dapat terjadi. Perenan pengajar adalah sebagai pembimbing dan juga memberikan dorongan dan pengaji hal-hal yang menunjang bagi kepentingan belajar pesdik.

Belajar sebagai Perubahan
Jika mengajar kita pahami sebagai upaya menciptakan terjadinya peristiwa belajar. Tetapi pengertian belajar perlu dibicarakan terlebih dahulu tindakan belajar bukanlah sekedar menerima pelajaran lalu menghafalkannya apalagi dilakukan tanpak tindakan. Belajar dapat kita artikan sebuah proses perubahan yang dialami oleh seseorang dalam kepribadiannya dan perubahan dapat terjadi dalam segi intelek atau kemampuan berpikir.
Belajar Bersifat Dinamis
Belajar merupakan proses dinamis artinya perbuatan belajar terjadi terus menerus dalam kehidupan individu yang bahkan dapat berlangsung seumur hidup dan kedinamisan senantiasa bertumbuh dan berkembang. Peristiwa belajar juga senantiasa melibatkan berbagai faktor baik secara internal maupun secara ekstranal. Internal berarti bahwa peristiwa belajar itu terjadi dalam diri internal, dengan demikian kesuksesan peristiwa belajar senantiasa melibatkan atau dipengaruhi oleh motivasi pesdik, perhatian, daya penerimaan, kemampuannya, mengelolah kembali dari apa yang dipelajari, serta kemampuannya untuk menerapkan hasil belajar.
Mengapa Kita Mengajar
Mengapa perlu mengajar artinya kita perlu memiliki fondasi pemahaman mengenai tugas yang kita emban, khususnya ditinjauh dari perspektif iman kristen. Jika seorang guru mengapa ia melakukan tugas mengajar maka ia akan memiliki daya dorong dalam rangka meningkat kualitas layanannya demi peningkatan mutu hidup peserta didiknya
Allah sebagai pengajar
Alkitab sebagai sumber bagi dasar dan prinsip hidup kristiani yang menjelaskan bahwa didalam manusia untuk lebih mengenal dia, Allah telah berperan sebagai pengajar, sebagai pengajar ai aktif memberikan kebenaran, kebenaran itu sendiri adalah pribadi-Nya, firman-Nya, bahkan pribadi-Nya.

GURU DAN KUALITASNYA
            Guru merupakan jembatan dan sekaligus agen yang memungkinkan pesdik berdiolog dengan dunianya. Guru terpanggil untuk mendorong pesdik menimpah pengetahuan, pemahaman, atau memberikan kontribusi bagi dunianya. Guru perlu sekali mengembangkan pandangan yang baik untuk menyukseskan misinya dalam memperbaiki mutu pendidikan dan pengajaran disekolah atau gereja tidak cukup dengan memgembangkan ketrampilan teknik serta mekanisme mengajar dan belajar. Guru yang profesional yakni yang melihat konteks sosial yang lebih luas dalam kegiatannya sehari-hari, serta secara fleksibel mengantisipasi perubahan, mengedopsikan metodenya dengan tuntunan kebutuhan baru serta menghadapi tuntunan atau pun tantangan yang mengahadang dirinya.
KEUTAMAAN KUALITAS GURU
            Guru adalah segala-galanya artinya banyak segi dari kedudukan dan peranan gurudalam membentuk, membimbing, dan memperlengkapi anak didik, tugas seorang guru sebagai pembimbing, pendidikan, pembaru, teladan baru, pencari gagasan baru, penasihat, pencipta, otoritas, panggilan cita-cita, penutur cerita, dan sebagai penilai. Guru terpanggil sebagai orang ideal dan bagaimana pun ia juga harus hidup secara realistis dan harus berprofesional.
Guru Profesional
            Guru yang berprofesional sedikit harus memiliki ciri khas
·         Keterandalan layanan
·         Layanan yang khas itu, harus dihargai oleh masyarakat dan pemerintah, selanjutnya suatu layanan dinyatakan dapat diandalkan
·         Pemberi layanan menguasai betul apa yang dikerjakan
·         Layanan dapat mempercayai bahwa kemaslahatannya
Berbagai segi peranan Guru
·         Ia diharapkan tampil sebagai seorang ahli yang realatif tahu banyak tentang apa dan bagaimana dari bahan yang diajarkan.
·         Guru sebagai monitor, tugas ini sangat mendasar mengingat peristiwa belajar pada dasarnya berlangsung pada diri pesdik
·          Guru sebagai fasilitator dengan peran ini guru terpanggil untuk memahami kebutuhan atau keperluan pesdik dalam proses belajar
·         Guru sebagai pemimpin, mengelola terjadinya peristiwa belajar, ia menemanpatkan dirinya sebagai otoritas namun tidak berlaku secara otoritatif
·         Guru sebagai komentator dan komontitator dalam kaitan ini guru adalah memberi penilaian terhadap kemajuan pesdik
·         Guru sebagai agen sosialisasi dengan peran ini guru berupaya membantu pesdik mengalami pesdik mengalami interaksi edukatif, saling mengenal dan saling mengisi melalui diskusi dan kerja kelompok
·         Guru sebagai pelajar guru baru sadar bahwa pengetahuan berkembang bahwa pesdik yang dihadapinya berubah-ubah akan mengalami ketertinggalan.
Bidang Kemampuan Mengajar
·         Segikemampuan memahami menetapkan tujuan pengajaran, tujuan pengajaran memberikan arah kemana pesdik akan dibawah untuk mengalami perubahan
·         Segi kemampuan mengelola kelas dengan baik pengelolaan ini merupakan tugas organisator dan menejerial setiap guru.
·         Memilih metode mengajar yang cocok tujuan dan bahan pengajaran
·         Kemampuan dan ketrampilan dan menyajikan pelajaran
·         Kemampuan menciptakan suasana belajar yang baik
·         Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi

Gaya Hidup modern dan Keluarga"


Pengaruh gaya hidup moderen terhadap keluarga
Pengertian gaya hidup modern
            Menurut kamus besar bahasa indonesia dan kamus bahasa indonesia kontemporer “gaya hidup” diartikan sebagai pola tingkah laku sehari- hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Kata “modern” sebagai kata benda yang artinya sikap, prilaku,perbuatan atau tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan zaman. Kata “modern” sebagai kata sifat artinya terbaru atau mutakhir. Dengan demikian “gaya hidup modern” dapat diartikansebagai pola terbaru tingkah laku sehari- hari segolongan manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman.
            Ciri yang membedakan hidup modern dengan masyarakat tradisional adalah sportif, menghargai prestasi, menghargai waktu, mobilitas yang tinggi, bekerja keras, dan hidup dalam tekanan yang tinggi. Dengan semua itu masyarakat modern dapat menjadi maju dan semakin maju.
1.      Kemajuan komunikasi dan kemudahan pemerolehan informasi
Kemajuan dalam bidang komunikasi membuat manusia dengan mudah mengakses berbagai informasi. Contoh: membuka berbagai situs internet, melalui televisi, chatting di internet.
Alat komunikasi seperti telepon atau HP telah mengurangi kebutuhan orang untuk melakukan komunikasi secara tatap muka atau secara langsung.
          Dampaknya adalah kedekatan hubungan emosional antara orang tua dan anak, atau antarkeluarga yang saling terikat sebagai keluarga besar, tidak dipelihara kedekatannya karena merasa sudah tergantikan oleh komunikasi canggih tersebut. Dan budaya instan, informasi yang langsung di terima tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Dampak dari iklan adalah penekanan pada mendapatkan penghasilan yang cukup demi memperoleh apa yang di tawarkan, padahal belum tentu itu semua adalah kebutuhan keluarga.
Berselingkuh bisa dianggap nikmat, hal biasa,gaya hidup modern, padahal itu semua menyalahi prinsip kesetiaan dan kesucian pernikahan. Sehingga kita harus bisa menyikapi secara kritis dan mewasdai media.


2.      Perempuan yang bekerja di luar rumah dan teologi feminis
mengenai perempuan sebagai penolong yang sepadan dengan laki- laki”
Kini terbukaluas bagi perempuan untuk berkarier, termasuk di luar rumah.
Kunci yang di butuhkan dalam hubungan keluarga adalah beriman dan komunikasi.
Beriman akan mengacu kepada imannya dalam berpikir, berkata- kata dan bertindak.
Komunikasi adalah manusia yang mampu membuat berbagai persoalan rumit dapat terpecahkan serta membuat hal- hal yang sederhana menjadi indah.

3.      Bekerja tanpa henti
“waktu adalah uang” semboyan ini yang membuat banyak orang berlomba- lombah bekerja, sehingga terkadang melupakan keluarga (anak- anak maupun pasanganya) untuk mengejar karir.

4.      Gaya hidup “modern”
Seringkali orang beranggapan makanan dan minuman siap saji adalah hidup modern, orang- orang tidak sampai berfikir itu membahayakan bagi dirinya atau tidak. Karena gengsi mereka tidak berpikir panjang, mengikuti tren yang ada.

5.      Kekerasan dalam keluarga
Tayangan media massa menampilkan kekerasan sebagai suatu hiburan yang menyenangkan. Yang dimaksud kekerasan adalah kata- kata atau tindakan, serta pikiran kita yang menyebabkan orang lain merasa tertindas dan menderita. Misalnya pemukulan, bentakan, kata- kata yang meremehkan, kata- kata yang disertai makian, hukuman fisik dan berbagai siksaan.

1922" Jaya"

Ki Hajar Dewantara 



Raden Mas  Soewardi Soerjaningrat ( Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun; selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakankemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959)[3].
Masa muda dan awal karier
Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, SediotomoMidden JavaDe Expres,Oetoesan HindiaKaoem MoedaTjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.
Aktivitas pergerakan
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.
Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi diajaknya pula.
Als ik een Nederlander was
Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dariPerancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia kemudian menulis "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga". Namun kolom KHD yang paling terkenal adalah "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: "Als ik een Nederlander was"), dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan DD, 13 Juli 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut.
"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya".
Beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini asli dibuat oleh Soewardi sendiri karena gaya bahasanya yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelum ini. Kalaupun benar ia yang menulis, mereka menganggap DD berperan dalam memanas-manasi Soewardi untuk menulis dengan gaya demikian.
Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri). Namun demikian kedua rekannya, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai". Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun.
Dalam pengasingan
Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).
Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan IndiaSantiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.
Taman Siswa
Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.
Pengabdian pada masa Indonesia merdeka
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
Referensi
^ Ini adalah versi Perguruan Tamansiswa dan Kepustakaan Presiden Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, tokohindonesia.com menyebutkan 28 April 1959 sebagai tanggal wafat.
^ Uang Kertas Bank Indonesia Pecahan: Rp. 20.000,-, Bank Indonesia, diakses tanggal 26 April 2011.